Jembatan gantung terpanjang di Indonesia yang melintasi Sungai Mahakam di Kalimantan Timur runtuh Sabtu sore, 26 November 2011, dan tinggal menyisakan dua pilar penyangganya. Hingga berita ini diunggah, sedikitnya 13 orang tewas.
Seluruh korban tewas kini sudah dapat diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri. Ketua Tim DVI Kaltim AKBP Dr. Budi Heryadi mengatakan, DVI ini merupakan system identifikasi dengan jumlah korban yang banyak. Pada kasus di Tenggarong ini, DVI diturunkan khusus untuk mengenali identitas jenazah yang telah rusak dan susah dikenali.
DVI menggunakan fase antermotem atau system pengenalan jenazah menggunakan sidik jari dan tanda-tanda yang diberikan oleh keluarga korban. Semua data dikumpulkan oleh DVI kemudian dicocokkan oleh petugas.
Budi menjelaskan, kondisi korban tewas yang ditemukan hari ini sudah tidak normal lagi. Telah terjadi pembengkakan dan proses pembusukan terhadap jenazah. Hal itu menyulitkan proses identifikasi dari polisi. Di dalam air, proses pembusukan jenazah terjadi setelah 24 jam. Setelah itu, tubuh akan gembung karena berisi udara dan seperti balon akan mengapung.
Dia melanjutkan, dari identifikasi tadi, hampir semua jenazah meninggal karena tenggelam. Memang ada beberapa korban yang mengalami luka pada kening atau bagian tubuh lainnya. Tetapi, rata-rata mereka meninggal karena tenggelam.
Berikut daftar korban tewas runtuhnya Jembatan Kartanegara:
1.M Fairuz 22 tahun, Jl.Danau Aji, Tenggarong.
2. Agus 25 tahun, Gang Wakab Tenggarong.
3. Alisyah 6 bulan, JL. Jenderal A. Yani, Loa Kulu
4. Fadlan 17 tahun, Jongkang
5. M Iskandar 35 tahun, Kelurahan Timbau, Tenggarong.
6. Samsul 24 tahun, Tenggarong Seberang.
7. Supremely 31 tahun, Jl. MT. Haryono, Loa kulu
8. M Huzairi 40 tahun, Perum Puri Sungai Kapih, Sambutan, Samarinda.
9. Erli erlianah 39 tahun, Jl. Seluang, RT IV no 61, Tenggarong.
10. Alisha 9 tahun, Jl. Jenderal Ahmad Yani, Loa Kulu
11. Robiansyah 13 tahun, Teluk Dalam
12.Rusmini 30 tahun, Jl. Jenderal Ahmad Yani, Loa Kulu
13. Aldi 12 tahun, Jl. Jenderal Ahmad Yani, Loa Kulu
Laporan: Ikram | Kalimantan Timur
VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar