Penghasilan TAMBAHAN? ----- Memiliki USAHA SENDIRI? ----- Bahagiakan KELUARGA? ----- RUMAH /MOBIL baru? ----- Wisata ke LUAR NEGERI? ----- PENSIUN dengan tenang? ----- Bebas UANG dan WAKTU? ----- PENDIDIKAN anak? ----- Pengembangan diri? ----- Membantu orang lain?
animasi  bergerak gif
animasi  bergerak gif
WUJUDKAN IMPIAN, CITA-CITA & CINTA ANDA !!!

Senin, 28 November 2011

Sudah lebih dari dua pekan sejak pesawat Cessna menghilang dan ditemukan di ketinggian 2 ribu meter di kawasan Argapura, Majalengka, itu terbelah dua

Proses evakuasi pesawat Cessna 172 Skyhawk akan dimulai Selasa 29 November 2011. Malam ini tim dari KNKT dan Basarnas mulai bergerak ke lokasi mengenai keberadaan serpihan pesawat di Gunung Ceremai, Majalengka.

"Kami dapat laporan lokasi serpihan pesawat Cessna, namun kami belum bisa memastikan ya atau tidak. Malam ini tim Basarnas dan KNKT sudah berangkat kesana," ungkap Humas Basarnas, Gagah Prakoso, kepada VIVAnews.com, Senin 28 November 2011.

Sudah lebih dari dua pekan sejak pesawat Cessna menghilang dan ditemukan di ketinggian 2 ribu meter di kawasan Argapura, Majalengka, itu terbelah dua.

Gagah menyatakan dalam proses evakuasi Basarnas menunggu esok hari ketika cuaca terang untuk mempermudah pencarian. "1 jasad sudah ditemukan dan akan dipastikan oleh polisi, sementara 3 korban lainnya masih dalam proses pencarian," ujarnya.

Ia menambahkan dalam proses pencarian terdapat beberapa kesulitan seperti tidak bisa menentukan koordinat lokasi, cuaca, dan masukan-masukan dari masyarakat.

Sementara itu, tim yang berangkat untuk proses evakuasi yaitu KNKT untuk menyelediki penyebab terjadinya kecelakaan, Basarnas untuk mencari korban dan evakuasi, dan polisi untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

VIVAnews

Jembatan gantung terpanjang di Indonesia yang melintasi Sungai Mahakam di Kalimantan Timur runtuh Sabtu sore, 26 November 2011

Jembatan gantung terpanjang di Indonesia yang melintasi Sungai Mahakam di Kalimantan Timur runtuh Sabtu sore, 26 November 2011, dan tinggal menyisakan dua pilar penyangganya. Hingga berita ini diunggah, sedikitnya 13 orang tewas.

Seluruh korban tewas kini sudah dapat diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri. Ketua Tim DVI Kaltim AKBP Dr. Budi Heryadi mengatakan, DVI ini merupakan system identifikasi dengan jumlah korban yang banyak. Pada kasus di Tenggarong ini, DVI diturunkan khusus untuk mengenali identitas jenazah yang telah rusak dan susah dikenali.

DVI menggunakan fase antermotem atau system pengenalan jenazah menggunakan sidik jari dan tanda-tanda yang diberikan oleh keluarga korban. Semua data dikumpulkan oleh DVI kemudian dicocokkan oleh petugas.

Budi menjelaskan, kondisi korban tewas yang ditemukan hari ini sudah tidak normal lagi. Telah terjadi pembengkakan dan proses pembusukan terhadap jenazah. Hal itu menyulitkan proses identifikasi dari polisi. Di dalam air, proses pembusukan jenazah terjadi setelah 24 jam. Setelah itu, tubuh akan gembung karena berisi udara dan seperti balon akan mengapung.

Dia melanjutkan, dari identifikasi tadi, hampir semua jenazah meninggal karena tenggelam. Memang ada beberapa korban yang mengalami luka pada kening atau bagian tubuh lainnya. Tetapi, rata-rata mereka meninggal karena tenggelam.

Berikut daftar korban tewas runtuhnya Jembatan Kartanegara:

1.M Fairuz 22 tahun, Jl.Danau Aji, Tenggarong.
2. Agus 25 tahun, Gang Wakab Tenggarong.
3. Alisyah 6 bulan, JL. Jenderal A. Yani, Loa Kulu
4. Fadlan 17 tahun,  Jongkang
5. M Iskandar 35 tahun, Kelurahan Timbau, Tenggarong.
6. Samsul 24 tahun, Tenggarong Seberang.
7. Supremely 31 tahun, Jl. MT. Haryono, Loa kulu
8. M Huzairi 40 tahun, Perum Puri Sungai Kapih, Sambutan,  Samarinda.
9. Erli erlianah 39 tahun, Jl. Seluang, RT IV no 61, Tenggarong.
10. Alisha 9 tahun, Jl. Jenderal Ahmad Yani, Loa Kulu
11. Robiansyah 13 tahun, Teluk Dalam
12.Rusmini 30 tahun, Jl. Jenderal Ahmad Yani, Loa Kulu
13. Aldi 12 tahun, Jl. Jenderal Ahmad Yani, Loa Kulu

Laporan: Ikram | Kalimantan Timur

VIVAnews

Kamis, 17 November 2011

Rayuan Investasi Emas

Magnet bisnis emas batangan memang luar biasa. Bukan hanya investor berpengalaman, bahkan ibu-ibu rumah tangga dan bujangan yang punya uang lebih ala kadarnya, ramai-ramai  belanja komoditas tersebut. Marketing yang menawarkan investasinya pun tak kalah gesit — sudah bisa datang ke rumah untuk presentasi.

Karena itu, sebaiknya kita pahami beberapa hal yang mempengaruhi nilai investasi komoditas ini. Jangan sampai terkena bujuk rayu atau bahkan terkena hipnotis keuntungan semu.

Inilah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan investasi emas, baik melalui sistem gadai maupun jual-beli.

Pertama, sadari bahwa sifat dari investasi — tak terkecuali investasi emas — cenderung spekulatif. Anda bisa untung, bisa juga rugi. Biasanya, untuk mengurangi potensi kerugian, digunakan perhitungan yang matang dengan memasukkan variabel yang berpengaruh. Baik positif maupun negatif.

Untuk itulah, alangkah baiknya Anda menanamkan uang lebih (di luar biaya operasional bulanan) dan tidak sekaligus dalam satu jenis investasi.

Kedua, jangan pernah berpikir dan tertipu rayuan bahwa harga emas selalu naik. Pada tahun ini saja sudah  beberapa kali terjadi fluktuasi. Harga September misalnya, lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober. Kenaikan sebenarnya terjadi pada harga rata-rata tahunan.

Namun, rata-rata kenaikan tahunan itu pun tidak selalu besar. Di bursa London, sepanjang tahun 2000-2001, perubahan harga emas malah negatif (-1,7 persen dan -3,9 persen). Atau, pada tahun 2005 dan 2009, kenaikan tahunannya cuma tiga persen.

Satu-satunya periode yang kenaikan harganya mencapai angka 30-an persen, seperti banyak dijadikan simulasi perhitungan ketika sedang membujuk calon investor, adalah tahun 2008. Karena itu, bersikap kritislah terhadap bujukan pemasar atau orang yang akan mengelola investasi Anda.

Ketiga, seperti komoditas lainnya, harga emas dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran. Satu hal yang juga perlu diingat, Bank Indonesia juga melakukan jual beli emas — yang biasanya digunakan untuk menjaga stabilitas moneter. Tahun lalu, Bank Indonesia dan Dana Moneter Internasional (IMF) melepas sebanyak 53,2 ton emas.

Ketika perubahan harga emas hanya tiga persen, yaitu pada tahun 2005 dan 2009, bank sentral dan IMF pada tahun sebelumnya mengguyur pasar dengan 395,8 dan 157 ton. Itulah data yang dilansir oleh World Gold Council.

Saat ini, ada kesepakatan para bank  sentral yang disebut sebagai Central Bank Gold Agreement, agar emas yang dilepas di pasar tidak lebih dari 400 ton.

Selain itu, indikator ekonomi makro seperti suku bunga, kurs, apalagi indikator pasar modal, bisa secara langsung mempengaruhi harga emas. Jika ada tawaran menarik dari suku bunga, atau ada gairah di pasar saham, dan bisa juga di pasar obligasi, aliran dana bisa berpindah. Para pemburu keuntungan akan meninggalkan emas.

Keempat, jika pada akhirnya Anda memutuskan investasi di komoditas emas, jangan lupa mendiskon keuntungan nominal yang diperoleh dengan inflasi. Sehingga, yang didapat adalah keuntungan yang benar-benar riil atau nyata. Seandainya keuntungan yang diperoleh sesuai janji, katakanlah 15 persen, sementara inflasi rata-rata 6 persen, maka keuntungan yang riil adalah 9 persen.

Namun, melongok data 2005 dan 2009, setelah didiskon oleh inflasi, maka justru kerugian yang makin besar.

Selain itu, secara nominal perlu juga dikurangi untuk biaya penyimpanan jika ingin menyimpannya secara fisik atau biaya administrasi eandainya “dikuasakan” kepada manajer investasi.

Karena itulah, kenalilah lahan investasi sebelum masuk ke dalamnya. Dan pastikan, dana yang diinvestasikan adalah dana lebih (bukan biaya sehari-hari). Jangan sampai malah terjerembab. Selain itu, ingatlah baik-baik pesan Warren Buffet, magnet bisnis Amerika yang kekayaannya mencapai $ 39 miliar: “Never invest in a business you cannot understand.”

Buffett seolah ingin menegaskan, jangan sampai tersengat racun di balik rayuan manis investasi.

Herry Gunawan jadi wartawan pada 1993 hingga awal 2008. Sempat jadi konsultan untuk kajian risiko berbisnis di Indonesia, kini kegiatannya riset, sekolah, serta menulis.

Kurabo: Nenek Moyang Terdekat Manusia?

Seorang seniman purbakala, John Gurche, berhasil merekonstruksi wajah yang diduga nenek moyang terdekat manusia. Inilah sosok asli Kurabo yang digadang bisa menjelaskan asal usul yang hilang di antara kera dan manusia.

Kurabo adalah fosil homonim purba yang ditemukan di Goa Mapala, Afrika Selatan, pada 2008. Meski penampilannya primitif, Karabo memiliki banyak ciri khas dari genus Homo, genus tempat manusia modern (Homo Sapiens) bernaung. Ilmuwan yang meneliti fosil Karabo menyebutnya sebagai spesies baru yang diberi nama Australopithecus sediba.

Lee Berger, profesor evolusi biologi dari Witwatersrand University di Johannesburg, kagum dengan hasil rekonstruksi purbakala ini. "Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," katanya dalam Daily Mail, hari ini.

Kurabo hasil rekonstruksi Gurche sungguh ada di antara kera dan manusia. Wajah, mata, dan bagian mulut serupa manusia. Adapun tulang pipi dan kening seperti hewan liar. "Saya pikir ini yang paling akurat yang pernah dilakukan," kata Berger.

Pada 2008, penemuan fosil Kurabo menjadi perhatian dunia setelah dipublikasikan di lima makalah ilmiah. Saat itu ditemukan fosil bocah laki-laki pra-remaja dan fosil kerangka perempuan berusia akhir 20 tahunan atau awal 30 tahunan yang digali pada situs yang sama.

Kedua fosil Karabo yang menjadi landasan teori baru itu diperkirakan mati pada waktu yang sama. Terkubur dalam sedimen tanah longsor, kedua fosil itu nyaris terawetkan secara sempurna jauh di dalam gua. Karabo diperkirakan hidup satu juta tahun setelah fosil Lucy yang ditemukan di Afrika Timur.

Itukah nenek moyang manusia?

Tempo

Kamis, 10 November 2011

Saputra dkk. menggondol piala Intesa Sanpaolo Cup 2011 yang digelar oleh klub termasyur di Italia, AC Milan

Prestasi memang tidak memandang apakah seseorang berasal dari keluarga kaya atau miskin. Saputra (14), seorang remaja yang sehari-harinya menyambi sebagai loper koran, lolos seleksi tim Indonesian All Star. Bersama rekan-rekan satu tim, ia berhasil mempertahankan gelar juara Intesa Sanpaolo Cup 2011.

Saputra dkk. menggondol piala Intesa Sanpaolo Cup 2011 yang digelar oleh klub termasyur di Italia, AC Milan. Intesa Sanpaolo Cup sendiri merupakan turnamen tahunan yang menyedot perhatian di Milan Junior Camp Day. Di final 5 November lalu, para remaja asuhan pelatih Bambang Waskito itu menundukkan tim gabungan Venezuela-Brasil dengan skor 2-0.

Sementara dalam ujicoba dengan para pemain junior AC Milan Soccer Academy yang dihelat setelah kejuaraan selesai, tim Indonesian All Star juga menang 3-2. Tim Indonesian All Star merupakan tim pertama yang mengalahkan tim junior AC Milan yang dilatih dengan ketat.

Saputra pun merasa bangga bisa mempersembahkan hasil tersebut. Stiker tim Indonesian All Star ini menceritakan, kekompakan tim menjadi faktor penentu kemenangan. Selain kompak, timnya mempunyai semangat yang luar biasa sehingga mampu menggunguli 25 negara peserta turnamen sepak bola lainnya.

"Tim Indonesia sangat kompak dan terus banyak sekali motivasi. Kalau mau pas di lapangan semangat semua," kata Saputra, yang ditemui di sela-sela pertemuan tim Indonesian All Star dengan Wakil Presiden Boediono di Kantor Wapres, Jakarta Selatan, Kamis (10/11/2011).

Saputra adalah remaja kelahiran Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), 6 November 1997. Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sejak kelas empat SD, Saputra sudah harus bekerja membantu orangtuanya yang beralamat di Jl Bendungan Lrg, Rawa Laut RT 03 RW 01 No 180/199, Palembang.

Untuk membantu perekonomian keluarga, remaja berambut cepak ini tak sungkan menjadi loper koran. Saban pagi, sebelum berangkat ke sekolah, ia menyetor koran ke lapak-lapak dan pelanggan. Setiap hari, uang Rp 15-20 ribu dikantonginya dari berjualan koran. Uang hasil jerih payahnya itu sebagian ia pergunakan untuk jajan dan sebagian lagi diberikan kepada ibunya yang cuma buruh cuci rumah tangga.

"Dari kelas 4 SD sampai kelas 3 SMP. Tapi kelas 3 ini sekolah pagi, jadi cukup untuk langganan bulanan atau di tempat sekolah. Guru-guru kadang beli sama aku," ucap Saputra.

Sebagaimana anak seusianya di Palembang, Saputra juga gemar olah raga sepakbola. Ia mulai menenekuni sepakbola sejak usia 5 tahun. Beranjak sedikit dari umur belianya tersebut, ia masuk ke Sekolah Sepak Bola (SSB) Sportivitas di Palembang. Sayang, gara-gara tidak punya uang, Saputra tidak bisa meneruskan latihan di SSB tersebut.

Pada prosesnya, kenang Saputra, ia memperoleh beasiswa sekolah sepak bola dari PT Pusri. Selama 3 tahun ini, ia giat berlatih di Pusri tiga kali seminggu. Namun, di tengah kesibukan untuk latihan rutin Saputra tetap melakukan pekerjaannya sebagai loper koran. Bahkan, dari aktivitasnya sebagai loper koran tersebut ia mengenal banyak pemain Sriwijaya FC dari dekat.

"Aku kebetulan jualan koran juga di mess-nya. Jualan koran. Ya, masih sampai sekarang. Biasa kamar Arif Suyono, Supardi Nasir, Firman utina. Jualan koran pagi, tapi kadang nunggu pemain selesai bangun tidur itu lama. Jadi, ya, sudah kumasukin di bawah pintu, siang baru ambil uangnya," tutur Saputra.

Ke Italia

Saputra tentu ingin meraih meraih prestasi seperti para pemain favoritnya di Sriwijaya FC tersebut. Kesempatan itu pun akhirnya tiba. Tanggal 29 Oktober 2011 lalu, ia mendengar ada penyaringan pemain untuk Indonesian All Star yang akan berlaga di Italia. Bersama temannya, Saputra pun mengikuti seleksi tersebut.

Dengan bekal uang pinjaman Rp 2.000, ia berangkat ke lokasi seleksi di Palembang. Uang itu dibelikan pempek untuk sarapan. Saputra berhasil lolos masuk 250 besar di seleksi pertama. Dan, pada hari berikutnya, tanggal 29 Oktober ia terpilih dalam 60 besar untuk menjalani seleksi di Bali.

"Seterusnya tanggal 29 hari Minggu nggak ada uang, sarapan mie saja sama teh. Udah pas itu saya bangga setelah sore-sore terpilih bisa seleksi 60 di bali. Orangtuaku bangga sekali," ucap Saputra.

Karena berteman akrab dengan pemain Sriwijaya FC, Saputra pun menelepon Supardi untuk mengabarkan keberhasilannya menembus 60 besar. "Pas mau ke Bali itu aku telepon Bang Supardi. 'Bang aku lolos. Ada nggak saran buat aku biar nggak cepet puas.' Dari situ aku ada rasa bangga sama dia," kata Saputra.

Di Bali, Saputra kian memuluskan langkah ke Jakarta. Dalam seleksi di Jakarta, ia berhasil masuk ke 18 besar tim yang diberangkatkan ke Italia atas dukungan PT Pertamina (Persero). Menurut Saputra, resepnya untuk berhasil adalah tidak pernah menyerah atau pasrah kepada keadaan.

"Pokoknya jangan nyerah deh. Ekonomi itu bukan segalanya hal untuk meraih mimpi atau prestasi. Berani untuk bermimpi dan jangan pernah takut. Semua itu pasti ada jalan," kata Saputra bijak.

Mengenai rencana masa depan, Saputra mengaku ingin menjadi pemain sepakbola nasional yang handal. Sedangkan dalam waktu dekat ini, ia akan kembali ke Palembang untuk bersekolah dan berlatih lagi di Pusri. Tetap jualan koran?

"Masih-lah. Dari mana aku bisa jajan sekolah sama buat kasih orang tua?" katanya sambil tersenyum.

( irw / krs Detik )

Dari Masa ke Masa Ukuran Rata-rata Alat Vital Kaum Pria Menyusut

Dampak perubahan iklim bagi kesehatan bisa dilihat dari makin meluasnya persebaran kuman-kuman penyebab penyakit menular. Bagi kaum pria, dampaknya akan lebih terasa pada rata-rata ukuran alat vitalnya yang makin lama makin mengecil.

Dalam sebuah laporan ilmiah setebal 15 halaman, seorang pengamat iklim independen melaporkan bahwa dari masa ke masa ukuran rata-rata alat vital kaum pria menyusut. Menurut rencana, laporan ini akan dipublikasikan dalam jurnal Nature edisi Desember 2011.

Sean Johnson, pengamat iklim independen yang menyusun laporan tersebut mengatakan ukuran penis hampir selalu berbanding terbalik dengan fenomena-fenomena yang berhubungan dengan pemanasan global. Makin sering terjadi badai, peningkatan permukaan air laut dan melelehnya es di kutub, ukuran alat viral justru makin kecil.

Kabarnya, laporan penelitian yang belum banyak dibocorkan datanya dengan lebih detail ini akan dimuat tanpa ada tinjauan dari pakar lain yang lebih kompeten. Alasannya, kesimpulan ini diyakini sudah sangat mampu mempersatukan umat manusia khususnya kaum pria untuk lebih peduli pada lingkungan.

"Gagasan bahwa ukuran penis menyusut akibat pemanasan global, yang notabene dipicu oleh perilaku manusia sendiri, akan mempersatukan kalangan ilmuwan, pemerhati lingkungan dan bahkan para politisi ke dalam satu tujuan bersama," ungkap editor jurnal Nature, Phillip Campbell seperti dikutip dari The Poke, Kamis (10/11/2011).

Karena baru akan dipublikasikan bulan depan, kebenaran informasi ini memang masih diragukan. Apalagi media yang mengabarkannya, The Poke terkenal dengan informasi-informasi ringan yang lebih kuat unsur komedinya dibandingkan akurasi faktanya.

Terlebih selama ini, beberapa ilmuwan memang suka melontarkan joke-joke yang mengaitkan antara fenomena-fenomena pemanasan global dengan alat kelamin pria. Salah satunya pernah ditayangkan dalam program BBC Comedy, yang dikomentari dengan serius oleh seorang anggota parlemen Inggris.

Dalam tayangan tersebut disebutkan, naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global akan mengubah peta dunia dan Benua Eropa hanya akan menyisakan pulau kecil berbentuk penis. Seorang anggota parlemen Inggris, Jonathan Bethwell malah menanggapinya dengan serius.

"Ini akan jadi bencana (Eropa berubah bentuk menjadi seperti penis). Memangnya siapa yang mau tinggal di sana? Apakah berarti saya akan tinggal di sini (menunjuk bagian pulau yang mirip buah zakar)?" ujar Bethwell sambil memegangi poster anti pemanasan global.

(up/ir)

Jumat, 04 November 2011

Bayar Psikoterapi, Pikir-pikir Dulu ...

Sebuah komentar terbaru di blog lain punya saya untuk berpikir - mengapa orang tidak berkedip pada biaya barang-barang konsumen seperti mesin pencuci piring, mobil, atau seperti itu, tapi berpikir dua kali sebelum batuk $ 50 atau $ 20 (asuransi co-bayar) atau $ 80 untuk terapis mereka?

Sebuah bagian dari itu ada hubungannya dengan jenis masyarakat kita tinggal masuk Kami menempatkan nilai pada barang-barang material atas barang-barang material. Itu tidak selalu seperti ini, tentu saja, tetapi cara ini sekarang. Kita tidak bisa mengubah cara masyarakat nilai-nilai hal.

Tapi yang lebih penting, uang membeli barang konkret seperti mesin mobil atau cuci adalah uang yang Anda dapat menempatkan jari Anda. Secara harfiah. Anda mengendarai mobil. Anda mencuci pakaian Anda dalam mesin cuci. Ini memiliki nilai nyata dalam mengurangi jumlah usaha dalam hidup kita, dan memastikan kami dapat terus pergi bekerja dan berbau harum dalam pakaian kami. (Alternatifnya, menjadi seseorang tanpa transportasi dan bau yang buruk, baik, itu hanya hop dan melompat jauh dari tunawisma di AS)

Jika istirahat mobil Anda, Anda bawa ke montir dan dia perbaikan itu. Investasi Anda tetap banyak nilai aslinya. Anda terus mendorong dan menikmati nilai memberikan Anda - kebebasan untuk pergi bekerja, pergi ke toko kelontong, untuk menjemput anak-anak Anda di sekolah, atau membawa mereka ke Disneyworld pada akhir pekan.

Mari kita sekarang mengambil ini ke dalam bidang jasa profesional lainnya. Misalnya, tukang ledeng. Dia datang ke rumah Anda, diagnosis masalah pipa, dan perbaikan itu. Boom, Anda memiliki fungsi pipa lagi! Atau bagaimana pengacara? Anda perlu kemauan, pengacara mendengarkan kebutuhan akan Anda, dan pada akhirnya, menyediakan Anda dengan dokumen "akan" dan Anda sudah siap.

Apakah Anda melihat tren di sini?

Sekarang mari kita pertimbangkan psikoterapi. Manfaat nyata yang memang menawarkan psikoterapi? Yah, ia menawarkan bantuan dari gejala gangguan mental Anda menderita. Itulah manfaat yang berharga, untuk memastikan, tapi sulit untuk mengukur di dunia nyata dan terapis sedikit repot-repot. (Peneliti mengganggu, tapi kebanyakan peneliti tidak menghabiskan banyak waktu di kantor terapis yang sebenarnya '.) Jika psikoterapi yang efektif, Anda akan merasa lebih baik.

Tapi seberapa banyak lebih baik? Berapa lama waktu yang dibutuhkan? Apakah ada tes laboratorium yang dapat Anda berikan saya untuk mengatakan bahwa aku telah "sembuh" dari masalah saya? Apa terapis lebih baik dari yang lain? Apakah saya mendapatkan jaminan uang kembali jika saya tidak mendapatkan perawatan lebih baik di bawah Anda?

Penelitian hanya menyediakan sekilas umum meberi jawaban, dan jarang dapat secara spesifik menjawab pertanyaan-pertanyaan bagi seorang individu berhadapan dengan keprihatinan tertentu atau gangguan. Saya mendapatkan peringatan pada komputer baru atau mobil yang saya beli, tapi bagaimana saya mendapatkan peringatan, tidak ada pada psikoterapi terhadap saya? Pengacara saya akan memberitahu saya bahwa dia akan memberikan saya akan tindakan. Bahkan dokter keluarga saya bisa meyakinkan saya, saya tidak memiliki kanker tahun ini. Tapi terapis saya? Dia MIA ketika datang untuk menceritakan sesuatu yang spesifik. Ketika saya bisa berhenti psikoterapi? Apakah saya mendapatkan lebih baik? Bisa uang saya akan lebih baik dihabiskan pada psikoterapis yang berbeda atau jenis psikoterapi?

Inilah sebabnya mengapa orang yang ragu-ragu untuk membayar untuk psikoterapi, psikoterapi karena memiliki track record buruk merawat orang dengan jenis manfaat nyata dan data mereka digunakan untuk menerima untuk layanan profesional. Manfaat bervariasi. Saya tahu orang-orang yang pernah berada di terapi selama bertahun-tahun dengan sedikit keuntungan. Tapi begitu mereka mulai dengan seorang terapis baru dengan bahkan dengan teknik baru dengan terapis tua, kehidupan mereka tiba-tiba telah berubah. Jika psikoterapi dapat membantu orang yang lebih baik melacak kemajuan mereka, mengubah mereka, dan menunjukkan manfaat dari pengobatan, baik, maka saya pikir orang akan lebih menerima pembayaran yang mereka lakukan. Tapi terapis terlalu sedikit melakukan pelacatakan semacam ini dan itu hampir mustahil untuk melakukannya sendiri.

*) Dr John Grohol adalah CEO dan pendiri Psych Tengah. Dia telah menulis tentang perilaku online, kesehatan mental dan psikologi masalah, dan persimpangan teknologi dan psikologi sejak tahun 1992. Dr Grohol juga duduk di dewan editorial jurnal Cyberpsychology, Perilaku dan Jaringan Sosial dan merupakan anggota dewan pendiri Masyarakat untuk Pengobatan Partisipatif.

Rabu, 02 November 2011

Permukaan sebagian wilayah ibu kota sedang turun dengan kecepatan hingga 18 cm/tahun di beberapa kawasan tertentu

Bencana banjir yang menimpa daerah Pondok Labu di Jakarta Selatan tentu harus ditangani segera. Korban yang mengalami kesulitan harus mendapatkan simpati dan bantuan kita.

Tapi ada bahaya lebih besar yang sedang mengancam kehidupan orang Jakarta. Permukaan sebagian wilayah ibu kota sedang turun dengan kecepatan hingga 18 cm/tahun  di beberapa kawasan tertentu. Kecepatan ini makin tinggi, dan wilayah yang mengalami penurunan makin luas.

Ini hasil studi konsultan Deltares yang dipaparkan di kantor Rujak Center for Urban Studies pada 16 September 2011.

Buktinya bisa dilihat di Jakarta Utara. Banyak jembatan yang kini menyentuh air, bukan karena permukaan air yang naik melainkan jembatan yang turun. Juga ada pintu air yang tidak lagi bisa dibuka, karena telah turun sedemikian sehingga permukaan laut lebih tinggi daripada permukaan air saluran di sisi lainnya.

Sebagian Kampung Luar Batang di sebelah barat Pelabuhan Sunda Kelapa telah dipagari tembok setinggi 3 meter karena permukaan air laut telah berada 1 hingga 1.5 meter di atas permukaan tanah. Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, tapi nyata. Semoga tidak menakutkan.

Memang air permukaan air laut naik juga karena pemanasan bumi. Tetapi lajunya tidak seberapa dibandingkan dengan penurunan tanah itu.

Penyebab utama penurunan permukaan adalah penyedotan air tanah. Karena tanah Jakarta bersifat lempung, maka ketika airnya disedot, ia akan mengkerut. Bahkan bila penyedotan berhasil disetop sekarang, perlu ratusan tahun untuk mengembalikan air tanah.

Untuk menghentikan penyedotan air tanah, dibutuhkan waktu 2-3 tahun bila ada peraturan yang ketat dan berlaku tanpa pandang bulu. Namun, kapasitas air pipa harus ditambah hingga 60 persen guna memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.

Padahal pasokan air baku belum tentu mencukupi.

Lalu apa pilihan kebijakan yang ada? Salah satunya adalah membentengi Jakarta dengan dinding laut, yang juga bisa sekaligus berfungsi sebagai waduk penampung air baku. Dengan demikian, meskipun permukaan tanah terus menurun, Jakarta tetap selamat.

Biayanya $ 5 miliar, bekerjasama dengan swasta pada proyek reklamasi.

Pilihan lain: Investasi menyediakan air pipa, melarang penyedotan air tanah sama sekali, meningkatkan air baku dengan program konservasi di hulu (kerjasama dengan Jawa Barat) dan di seluruh Jakarta. Biayanya belum diketahui.

Menurut Anda, mana yang sebaiknya dilaksanakan oleh gubernur Jakarta?

Marco Kusumawijaya adalah arsitek dan urbanis, peneliti dan penulis kota. Dia juga direktur RujakCenter for Urban Studies dan editor http://klikjkt.or.id.

Berita Yahoo