Penghasilan TAMBAHAN? ----- Memiliki USAHA SENDIRI? ----- Bahagiakan KELUARGA? ----- RUMAH /MOBIL baru? ----- Wisata ke LUAR NEGERI? ----- PENSIUN dengan tenang? ----- Bebas UANG dan WAKTU? ----- PENDIDIKAN anak? ----- Pengembangan diri? ----- Membantu orang lain?
animasi  bergerak gif
animasi  bergerak gif
WUJUDKAN IMPIAN, CITA-CITA & CINTA ANDA !!!

Rabu, 29 Februari 2012

Dhana Widyatmika Sang "Lelaki di Pintu Sorga" (2007) vs. Dhana WIdyatmika Sang "Tersangka" (2012)


Dhana Widyatmika, mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak tersangka kasus rekening gendut, masih menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Kamis 1 Maret 2012. Terlepas dari kasus hukumnya, sejak awal pekan ini, satu tulisan yang mengungkap sisi lain Dhana Widyatmika beredar di dunia maya.

Tulisan itu merupakan salinan dari Majalah Tarbawi Edisi 164 Th.8/Ramadhan 1428 H/21 September 2007 M.

Judul tulisan yang beredar di facebook dan twitter tertulis "Dhana Widyatmika, Lelaki di Pintu Surga." Widowati, reporter Tarbawi yang saat itu mewawancarai Dhana membenarkan bahwa tulisan itu merupakan hasil wawancara dirinya dengan pria bernama Dhana Widyatmika. Tapi, judul tulisan yang beredar di dunia maya itu salah. Judul aslinya "Meski Dalam Kondisi Sakit, Berkah dari Ridho Ibu Tidak Berubah."

Tulisan itu mengungkap sisi lain Dhana. Ibunda Dhana, saat itu divonis gagal ginjal. Sehingga harus rutin cuci darah 2-3 kali seminggu di Rumah Sakit Angkatan Udara di Jakarta Timur. Dhana, sulung dari dua bersaudara itu menjadi kepala keluarga karena sang ayah meninggal tahun 2005. Di bagian paragraf lain tertulis, Dhana biasa memegang kotoran ibunya. Tidak peduli bau menyengat dan tanpa rasa jijik. "Dhana waktu itu memang bilang itu biasa, tidak jijik," kata Widowati.

Widowati mengakui wawancara dengan pria bernama Dhana Widyatmika itu dilakukan sebelum Majalah Tarbawi edisi khusus Ramadhan itu terbit. Tetapi, Widowati yang saat ini menjabat Redaktur di Tarbawi, sangat berat memastikan bahwa pria yang saat itu diwawancarainya adalah orang yang sama yang saat ini tersandung kasus rekening gendut pegawai pajak.

Yang pasti, 5 tahun lalu, Widowati mewawancarai Dhana di sebuah tempat di Jakarta. Dalam bio data, Dhana yang diwawancarai Widowati saat itu beralamat di Jalan Elang Indoputra A7/15 Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Persis seperti alamat Dhana yang menjadi tersangka Kejaksaan Agung.

"Itu rumah orangtuanya. Dia tinggal di situ bukan karena tidak mampu, karena ingin merawat ibunya," kata Widowati dalam perbincangan dengan VIVAnews. Widowati juga membenarkan bahwa ayah Dhana memang pensiunan militer.

Tidak hanya itu, Widowati juga mengakui bahwa pria bernama Dhana yang diwawancarainya saat itu memiliki satu buah showroom mobil. Tetapi, dia tidak memiliki minimarket. Penelusuran VIVAnews pada Minggu 26 Februari lalu, minimarket yang terletak tak jauh dari kediaman itu baru dimiliki pada 2006. Tapi dalam wawancara saat itu Widowati tidak terlalu memperdalam bisnis-bisnis Dhana.

Foto yang dimuat Tarbawi saat itu bergambar tiga orang. Adik Dhana di sebelah kiri memakai baju militer, ibunda berdiri di tengah dan Dhana Widyatmika memakai batik.

Kini foto lain Dhana berukuran pas foto di paspor juga beredar di publik. Apakah itu orang yang sama saat diwawancarai Widowati lima tahun lalu? "Fotonya sama, tapi saya tidak mau memastikan itu adalah pria yang sama," kata Widowati.

Widowati begitu berat memastikan bahwa orang yang diwawancarainya saat itu adalah Dhana yang sama. Dhana yang begitu sayang, perhatian, dan berbakti kepada ibundanya. "Seandainya itu orang yang sama, saya sedih. Yang ada di kepala saya beliau itu orang baik. Saya sungguh prihatin dan berharap ada jalan keluar untuk semua pihak yang terbaik," kata Widowati.


Sabtu, 25 Februari 2012

Perlu PETRUS?

  • Tidak Perlu Ada Lagi 'Petrus' untuk Berantas Preman

    Nograhany Widhi K - detikNews
    GbJakarta - Masih ingat dengan pemberantasan ala 'Petrus' di era Orde Baru? Banyak pihak menilai cara itu ampuh memberantas premanisme. Menurut Kabareskrim Polri Komjen Pol Sutarman, tidak perlu ada 'Petrus' seperti era 80-an kepada para preman. Polri hanya akan menggunakan senjata pada pihak yang nyata-nyata membahayakan jiwa orang lain. Bila Anda setuju dengan pendapat Kabareskrim Komjen Pol Sutarman, pilih Pro! ( nwk / nrl )

    Voters

    Pro (83)
    25%
    Kontra (262)
    75%
    Selengkapnya
  • PROsuli
    setujuuuuuu banget d hidupin petrus
  • PROhery
    setuju,mereka itu hanya membuat masyarakat yang baik takut.kalau ngak di dooorrr.....ya ngak takut tu preman. sekarang para preman sudah keterlaluan,sok jagoan...... dimana nih pak polisi???
  • PROBudi A
    Premanisme yg sudah tumbuh subur di negeri yg amburadul ini hanya bisa diberantas dengan tindakan yg tegas dari aparat penegak hukum. Saya yakin sekali aparat memiliki data-data dedengkot2 preman biang-biang rusuh di negeri ini. Gak usah ragu, apa bedanya preman2 yg keji itu dengan * ...?
  • PROpaidin
    Setuju aja, agar sebagai shock terapi. Keberadaan mereka kerap dijadikan alat pemaksa kehendak. Atau bila tidak ada job mereka bikin onar di masyarakat. Lihat tuh Pilkada dan lain-lain, sering melibatkan para preman untuk memaksa kehendak. Dan mereka itu sok banget. Sok kuasa sebagai kaum terpinggirkan. Padahal jika mereka diberi jabatan malah lebih korup lagi. Stop premanisme dengan cara apapun. Contoh : ada anak yg juara lomba Sains dibunuh oleh preman, hanya karena ingin BBnya. Yg lain,
  • PROfinoza
    lebih baik tembak di tempat untuk pelaku rusuh dan provokatif yang terang - terang ada di depan petugas berwenang, mungkin polri juga perlu berpatroli agar premanisme pun mati kutu,
  • PROsigitgoethe@gmail.com
    sangat setuju sekali dengan kembalinya \' petrus \' karena para preman di jaman sekarang ini sudah sangt meresahkan sekali.
  • PROalfa
    yaa sekarang bisa di lihat di tempat umum terbuka mereka terang\'an berani memberi kita ancaman.di tegur secara lisan pun mereka tidak peduli,mungkin dengan cara seperti di \'petrus\' membuat mereka patuh secara paksa yg efektif seperti jaman orde baru.karena setelah berlakunya jaman reformasi malah hukum di negara ini di anggap hanya buku bacaan saja.
  • PRObuyung
    Tidak perlu selama tindakan POLRI tegas,tidak pandang bulu karena suasana saat ini tidak sama dengan 30thn lalu. Kalau diterapkan malah bisa terjadi perang terbuka spt di kolumbia. Saat ini pamor/kewibawaan TNI/POLRI sedang melorot.
  • PROVendeta
    Negara kita adalah negara hukum, jadi setiap warga negara di jamin dalam undang-untuk mendapatkan perlindungan hukum baik itu orang baik atau orang jahat, semua di proses secara hukum, tidak ada seorangpun yang berkuasa terhadap nyawa orang lain apalagi menghilangkan nyawa orang lain tanpa di dasari oleh hukum dan perundangan. Sebaiknya kita jangan jadi keledai dengan berkaca ke masa lalu, sia-sia lah pengorbanan saudara2 kita selama ini untuk memperjuangkan demokrasi dan hukum sementara kita
  • PROBro Iqsan
    Setuju Banget Supaya Daerah2 Di Indoneisa Bebas DAri Premanisme. Lagi Pula Dengan Adanya Meraka Tidak Ada Gunanya Sama Sekalie Buat Warga Indonesia, Malah Menjadi Ancaman. Kalau BS Jangan Dari Kepolisian Juga Yg Berantas Premanisme, Masyarakat Juga Bs Brantan Premanisme...

Senin, 20 Februari 2012

Jagal Mujianto dan Kisah Cinta Dengan Majikannya, Benarkah?

Terlahir sebagai laki-laki normal, Mujianto, si pembunuh berantai, mengalami disorientasi seksual sejak mengenal Joko Suprianto. Mujianto mengaku disetubuhi majikannya sehari setelah bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Kepada dokter kejiwaan dari Kepolisian Daerah Jawa Timur dr Rony Subagia SpKj yang memeriksanya, Mujianto menceritakan ihwal kelainan seksualnya itu. Pria kelahiran 24 Januari 1988 ini mengaku tak memiliki sifat homoseksual sejak kecil. “Dia laki-laki normal,” kata Rony kepada Tempo, Senin, 20 Februari 2012.

Kehidupan normal itu dialami Mujianto setidaknya hingga berumur 22 tahun. Setelah gagal melanjutkan pendidikan formal ke sekolah menengah pertama, Mujianto memutuskan menjadi petani dan membantu ayah angkatnya, Parni, yang berprofesi sebagai buruh tani. Namun, ketika berusia 20 tahun, Mujianto memutuskan merantau ke Jakarta sebagai pedagang bakso.

Kerasnya kehidupan Ibu Kota membuat Mujianto patah arang dan pulang kembali ke desanya setelah dua tahun merantau. Selama proses pencarian kerja inilah Mujianto mengenal salah seorang pemain musik elektone di Kediri. Mujianto sangat tertarik menjadi bagian grup musik itu. “Dia ternyata hobi menyanyi,” kata Rony.

Gayung bersambut ketika koleganya itu membawa Mujianto kepada Joko Suprianto, 49 tahun, seorang guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Nganjuk yang juga pemilik grup musik elektone di Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Nganjuk.

Setelah menyampaikan keinginan untuk menjadi penyanyi, Joko kemudian menampung Mujianto di rumahnya. Keinginan yang besar untuk menjadi penyanyi membuat Mujianto rela dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di rumah itu.

Menurut dr Rony, perkenalan itulah yang mengubah kehidupan Mujianto secara drastis. Di malam pertama Mujianto menginap di rumah itu, Joko sudah mengajaknya berhubungan intim. Pada awalnya Mujianto sempat menolak ajakan itu. Namun, dengan segala rayuan yang dilakukan Joko, hubungan itu akhirnya terjadi.

Mujianto pada akhirnya juga merasa nyaman karena semua kebutuhan materinya dipenuhi. Sejak itulah Mujianto memposisikan Joko sebagai kekasihnya dan memosisikan dirinya sebagai pasangan laki-laki.

Perjuangan Mujianto untuk menjadi penyanyi akhirnya terwujud. Dia bahkan pernah menggelar pertunjukan musik di kampungnya, di Kediri, yang diiringi Joko sebagai pemain keyboard. “Mujianto menyanyi, suaranya enak,” kata Mujito, Kepala Dusun Pule, Desa Jati, Kediri, yang juga kerabat Mujianto.

Namun, ihwal kisah asmara antara sesama jenis itu disanggah Joko Suprianto. Dia berkukuh hanya mempekerjakan Mujianto sebagai pembantu rumah tangga dengan gaji Rp 200 ribu per bulan. “Dia saya tampung karena kasihan saja,” katanya beberapa waktu lalu.

HARI TRI WASONO


Kamis, 16 Februari 2012

Maestro Jazz Bubi Chen Meninggal Dunia, Kamis, 16 Februari 2012 (74 tahun)

Dunia musik Indonesia kembali berduka. Maestro jazz Bubi Chen meninggal dunia pada Kamis, 16 Februari 2012. Dia wafat di usia 74 tahun.

"Saya mendapat kabar Bubi Chen meninggal," kata pengamat musik Bens Leo kepadaVIVAnews. "Tapi saya tidak tahu di mana dia meninggal," kata Bens.

Bubi Chen kelahiran Surabaya, Jawa Timur, pada 9 Februari 1938. Di dunia musik jazz, namanya sudah terkenal hingga ke manca negara.

Bubi mengawali karirnya dari kota buaya itu dengan membentuk grup bernama The Circle. Selain itu, dia juga tergabung dalam kelompok All Stars. Pada 1967 dia dan All Stars tampil di Berlin Jazz Festival.

Pada tahun 1959, Bubi bersama Jack Lesmana, membuat rekaman bertitel Bubi Chen with Strings di Lokananta. Pada 1960 rekaman itu pernah disiarkan oleh Voice of Amerika dan dikupas oleh seorang kritikus jazz ternama dari AS, Willis Conover. Dia menyebut Bubi sebagai The Best Pianist of Asia.



Jumat, 10 Februari 2012

Bus Karunia Bhakti Hilang Kendali Menabrak Kendaraan Roda Empat dan Roda Dua Sebelum Masuk Tebing 10 Meter Dekat Pasar Cisarua

Dari pendataan awal, sebanyak 13 orang dinyatakan meninggal dunia dan 40 orang mengalami luka serius akibat kecelakaan di kawasan Jalan Raya Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat 10 Februari 2012. Penanganan seluruh korban terus dilakukan, meski petugas medis yang ada tidak mencukupi untuk menangani korban.

"Jumlah korban masih terus bertambah. Pendataan untuk memperoleh akurasi data korban kecelakaan masih terus dilakukan," kata Kepala Unit Patroli Polsek Cisarua, Inspektur Satu Nur Ahmadi.

Seluruh korban meninggal maupun luka-luka ditangani di rumah sakit RS Paru Sanatorium Cisarua, Bogor, Jawa Barat (sebelumnya disebut RSUD Cisarua). Nur Ahmadi menambahkan, bagi masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai korban, bisa menghubungi rumah sakit di nomor telepon 0251 - 8253630.

Akibat kecelakaan ini, kawasan Puncak Bogor macet total. Pemberlakuan arus lalu lintas satu arah terpaksa dilakukan. Evakuasi bus yang masuk tebing sedang diupayakan petugas.

Peristiwa kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 18.15 WIB. Bus Karunia Bhakti hilang kendali sempat menabrak kendaraan roda empat dan roda dua sebelum masuk tebing setinggi 10 meter tidak jauh dari Pasar Cisarua. (art)






Atalarik Syah dan Tsania Marwah Akhirnya Resmi Menikah

Atalarik Syah dan Tsania Marwah akhirnya resmi menikah di Rumah Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (10/2/2012). Usai melangsungkan ijab kabul, keduanya pun memberikan langsung memberikan keterangan pers.


Sindroma Manusia Serigala

Savita, 23, Monisha, 18, dan Savitri, 16, selalu mimpi bertemu pangeran yang mengajaknya menikah. Namun, tiga bersaudara asal Sangli, India, ini merasa harus membunuh mimpi setiap melihat penampilan mereka di cermin.

Rambut halus merayapi hampir seluruh permukaan tubuh dan wajah mereka. Dunia medis menyebutnya gangguan genetika langka yang dikenal sebagai sindroma manusia serigala.

"Pernikahan tidak menjadi pilihan bagi kami, itu tidak mungkin terjadi," kata Savita seperti dikutip Daily Mail. "Siapa yang akan mau menikah dengan kami jika rambut terus tumbuh di wajah kami?"

Mereka sudah mencoba berbagai ramuan perontok bulu. Seketika, rambut-rambut liar itu lenyap. Namun, sia-sia. Rambut segera tumbuh kembali dengan cepat menutupi lapisan kulit.

"Setiap saya pergi ke sekolah, teman-teman selalu meneriaki saya 'wajah berbulu, mengerikan, jangan duduk di sampingnya'," kata Savita yang dipecat dari tempat kerja gara-gara kondisinya.

Menurut ibunya, Anita Sambhaji Raut, mereka mewarisi kelainan genetika dari sang ayah. "Saya masih 12 tahun saat dijodohkan dan menikah, saya baru tahu kalau wajah dan tubuh suami saya penuh bulu saat pernikahan," ujarnya.

Anita mengatakan, hanya tiga dari enam anaknya yang mewarisi kondisi langka itu. "Saat bayi wajahnya sudah dipenuhi rambut, dan setiap saya membawanya keluar, orang-orang meneriaki kami binatang, penyihir," kata Anita.

Anita berharap mimpi anak-anaknya menikah bisa terwujud. "Jika ada yang melamar tentu mereka akan menikah, tapi jika tidak mereka harus bekerja untuk bertahan hidup. Aku harus terus berusaha mencarikan pendamping untuk mereka," ujarnya.

Seorang pembuat film dokumenter berencana mengangkat kisah tiga gadis ini. Ia ingin membantu mengumpulkan dana operasi laser untuk menyingkirkan bulu-bulu liar dari tubuh mereka.

Baca juga kisah serupa: Sakit Langka, Wajah Gadis Ini Bak Serigala 



Jumat, 03 Februari 2012

Kematian Estoria Tragis: Akibat Anak Ketiga Pasangan Perempuan Lagi

Sungguh malang nasib Estoria. Perempuan Afganistan yang baru menginjak usia 22 tahun itu harus meregang nyawa karena melahirkan anak ketiganya. Ia bukan meninggal dalam proses melahirkan, melainkan ia dibunuh oleh ibu mertuanya, Wali Hazrata, dan suaminya sendiri, Sher Mohammad. Untunglah, bayi merah yang kini baru berusia dua bulan itu selamat dari pembunuhan.

Kematian Estoria yang tragis ini hanya akibat satu alasan: anak ketiga pasangan ini adalah perempuan… lagi. »Sang suami kecewa karena sangat menginginkan anak lelaki,” kata Kepala Kepolisian Distrik Khanabad, Sufi Habibullah, Senin lalu. Meski berhasil menangkap sang mertua, suami Estoria berhasil kabur dari Provinsi Kunduz, tempat tinggal mereka.

Sebelum meninggal, Estoria pernah mengeluh kepada keluarganya. Sang suami beberapa kali mengancam akan membunuhnya jika kembali melahirkan anak perempuan. »Estoria tinggal di dalam neraka, bukan rumah,” ucap salah seorang tetangga yang tak mau namanya disebut.

Direktur Urusan Perempuan Provinsi Kunduz, Nadira Gya, mengutuk insiden tersebut. »Ini adalah kejahatan keji terhadap perempuan tak berdosa,” ia menegaskan. Kepada Gya, ibu mertua Estoria bersumpah bahwa menantunya itu bunuh diri. Namun polisi membantah keterangan Hazrata. »Tidak ada tali bekas gantungan dan tidak ada bukti di tubuh jenazah yang mendukung pernyataan tersangka,” kata Habibullah.

Nyawa perempuan di Afganistan seakan tiada harganya. Dalam beberapa bulan terakhir, kekejaman demi kekejaman terhadap perempuan di negeri itu semakin mengemuka. Kasus terakhir adalah ditemukannya seorang anak 15 tahun yang disekap dan disiksa oleh iparnya karena menolak menjadi pelacur.

Akibat kritikan dunia internasional, pemerintah Afganistan pun mengeluarkan pernyataan sikap untuk mendukung dan melindungi hak perempuan. »Hak perempuan adalah inti dari keamanan nasional negara dan keamanan rakyat di mana pun berada.”

AP | BBC | SITA PLANASARI A.